Pernah mengenal istilah asam dan basa?
Kalau belum, ayo sekarang kita belajar tentang asam dan basa bersama-sama!
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Sudah lama diketahui bahwa asam dan basa dapat saling menetralkan.
Secara umum, zat-zat yang berasa masam mengandung senyawa asam, misalya asam sitrat pada jeruk, asam cuka pada cuka makanan, sertaasam benzoat yang digunakan sebagai pengawet makanan. Basa merupakan senyawa yang mempunyai sifat licin, rasanya pahit, dan jenis basa tertentu bersifat caustic atau membakar, misalnya natrium hidroksida atau soda
A. Teori asam-basa Arrhenius
Svante Arrhenius
(1887)
mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan
menghasilkan ion hidronium h plus asam urat merupakan senyawa kovalen dan akan
menjadi bersifat asam jika sudah larut di dalam air sebagai contoh gas hidrogen
klorida bukan merupakan asam tapi jika sudah dilarutkan di dalam air akan
menghasilkan ion H+.
Reaksi terjadi adalah:
HCl (aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
B. Teori asam-basa Bronsted-Lowry
Penjelasan
tentang asam dan basa menurut Svante Arrhenius tidak memuaskan untuk menjelaskan tentang
sifat asam basa pada larutan yang bebas air atau pelarutnya bukan air. Sebagai contoh, asam asetat akan bersifat asam jika
dilarutkan dalam air, tetapi ternyata sifat
asam tersebut tidak tampak pada saat asam asetat dilarutkan dalam benzena. Demikian juga dengan larutan amonia (NH3) dalam natrium amida (NaNH2) yang menunjukkan sifat basa meskipun
tidak mengandung ion OH-. Berdasarkan kenyataan tersebut, Johanes Bronsted dan Thomas Lowry secara terpisah mengusulkan bahwa yang
berperan dalam memberikan sifat asam dan basa suatu larutan adalah ion H+ atau proton.
Menurut
teori Bronsted-Lowry, asam adalah spesi (ion atau molekul) yang berperan sebagai donor proton (pemberi
proton)
atau H+ kepada suatu spesi yang lain. Basa adalah spesi (molekul
atau ion) yang bertindak menjadi akseptor proton (penerima
proton atau H+)
C. Teori asam-basa Lewis
Konsep asam basa menurut bronsted lowry mempunyai keterbatasan terutama dalam menjelaskan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa tanpa proton (H+), misalnya reaksi antara senyawa NH3 dan BF3, serta beberapa reaksi yang melibatkan senyawa kompleks. Konsep asam basa yang dikembangkan oleh Lewis yaitu asam Lewis adalah suatu senyawa yang mampu menerima pasangan elektron dari senyawa lain atau akseptor pasangan elektron, sedangkan basa Lewis adalah senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron kepada senyawa lain atau donor pasangan elektron.
Berikut ini beberapa video yang dapat kamu gunakan untuk memperdalam pengetahuanmu tentang larutan asam dan basa:
- https://youtu.be/C9j59O-rGk0
- https://youtu.be/KlqcHC36V68
- https://youtu.be/sTMwTDacklc
- Sudarmo, Unggul., dan Nanik Mitayani. (2016). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta. Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar